Oleh Setiawan Chogah dari Forum Tinta Sahabat
Mungkin untuk sebagian besar pembaca terdengar janggal dengan kata “memesona”, karena lebih familiar dengan “mempesona”. Sebenarnya, memesona dan mempesona maknanya sama, karena dari turunan kata pesona yang mendapat imbuhan me-. Meskipun orang lebih sering menggunakan “mempesona”, ternyata yang benar adalah “memesona”.
Ini adalah aturan baku yang sesuai dengan EYD (ejaan yang disempurnakan). Untuk kata dasar yang berawalan K, P, T, dan S, (mis., pesona) yang mendapat awalan me-, maka keempat huruf tersebut dilesapkan, atau dengan kata lain dihilangkan, karena biasanya awalan me- jika ditambahkan pada suatu kata akan berbunyi mem. Sebagai contoh kata “pesona”, yang mendapat imbuhan me-, maka akan menjadi “mempesona” bukan “mepesona”. Dan karena huruf p dilesapkan, maka yang benar adalah “memesona”.
Sebenarnya banyak kata yang jika diberi awalan me- sudah mengikuti kaidah ini. Sebagai contoh, kata dasarnya sesuai yang diberi imbuhan me-, akan menjadi menyesuaikan. Contoh lain, “mengatakan” yang kata dasarnya “kata”, atau “menahan” dari kata dasar “tahan”.
Akan tetapi masih banyak kata yang terdengar tidak familiar jika mematuhi kaidah ini seperti “memerhatikan” yang lebih umum dikenal dengan “memperhatikan” dari kata dasar “perhati”. Contoh lain, kata “koordinasi” dengan awalan me-, orang lebih menggunakan “mengkoordinasi” bukan “mengoordinasi”.
Kaidah ini tidak berlaku jika huruf pertama dari suatu kata dengan rangkaian Konsonan-Konsonan (Perhatikan!). Sebagai contoh kata “program” tidak lantas menjadi memrogram, tetapi memprogram, karena huruf -p- dirangkai dengan -r-, yang keduanya adalah huruf konsonan. Contoh lain, “praktik” yang mendapat imbuhan me-an, akan menjadi mempraktikan.
Sedangkan kata mempunyai, apakah akan menjadi memunyai? Terdengar aneh ya? Ya, yang benar adalah mempunyai, karena setelah ditelusuri di kamus, kata dasarnya adalah empunya, bukan punya. Intinya, kita tetap harus hati-hati dalam menggunakan kata, apalagi jika ingin menulis buku atau artikel di surat kabar. Kemampuan menulis yang sesuai dengan EYD, tentu akan menjadi poin tambahan bagi seorang penulis.
Ini adalah aturan baku yang sesuai dengan EYD (ejaan yang disempurnakan). Untuk kata dasar yang berawalan K, P, T, dan S, (mis., pesona) yang mendapat awalan me-, maka keempat huruf tersebut dilesapkan, atau dengan kata lain dihilangkan, karena biasanya awalan me- jika ditambahkan pada suatu kata akan berbunyi mem. Sebagai contoh kata “pesona”, yang mendapat imbuhan me-, maka akan menjadi “mempesona” bukan “mepesona”. Dan karena huruf p dilesapkan, maka yang benar adalah “memesona”.
Sebenarnya banyak kata yang jika diberi awalan me- sudah mengikuti kaidah ini. Sebagai contoh, kata dasarnya sesuai yang diberi imbuhan me-, akan menjadi menyesuaikan. Contoh lain, “mengatakan” yang kata dasarnya “kata”, atau “menahan” dari kata dasar “tahan”.
Akan tetapi masih banyak kata yang terdengar tidak familiar jika mematuhi kaidah ini seperti “memerhatikan” yang lebih umum dikenal dengan “memperhatikan” dari kata dasar “perhati”. Contoh lain, kata “koordinasi” dengan awalan me-, orang lebih menggunakan “mengkoordinasi” bukan “mengoordinasi”.
Kaidah ini tidak berlaku jika huruf pertama dari suatu kata dengan rangkaian Konsonan-Konsonan (Perhatikan!). Sebagai contoh kata “program” tidak lantas menjadi memrogram, tetapi memprogram, karena huruf -p- dirangkai dengan -r-, yang keduanya adalah huruf konsonan. Contoh lain, “praktik” yang mendapat imbuhan me-an, akan menjadi mempraktikan.
Sedangkan kata mempunyai, apakah akan menjadi memunyai? Terdengar aneh ya? Ya, yang benar adalah mempunyai, karena setelah ditelusuri di kamus, kata dasarnya adalah empunya, bukan punya. Intinya, kita tetap harus hati-hati dalam menggunakan kata, apalagi jika ingin menulis buku atau artikel di surat kabar. Kemampuan menulis yang sesuai dengan EYD, tentu akan menjadi poin tambahan bagi seorang penulis.
0 komentar:
Posting Komentar