Selasa, 11 Oktober 2011

Klinik Cendol_Demam yang Berdarah-darah

Assalamualaikum dan Selamat pagi…..

“Kesehatan itu adalah mahkota di kepala orang yang sehat, Ia tidak terlihat kecuali oleh orang-orang yang sakit.” [Pepatah Arab]

Alhamdulilah yah, ketemu lagi di Klinik Cendol. Sebelum dimulai diskusinya, kita berdoa dulu untuk semua penghuni Sekolah Cendol yang sedang sakit. Semoga lekas sembuh dan segera diangkat penyakitnya oleh Alloh SWT. Begitu juga Bunder Titie Surya yang lagi sakit sampai harus dirawat. Semoga hari ini bisa pulang dan kembali fit.

Musim penghujan mulai datang menyapa di beberapa daerah. Nah, efek dari pancaroba biasanya muncul berbagai penyakit. Dari sekedar influenza, biduran (kaligata, gatal-gatal) dan yang lebih ekstrim dan sering jadi perbincangan karena sangat berbahaya adalah DEMAM BERDARAH. Bukannya demam sampai berdarah-darah, ya…Hehe. Tapi demam yang disebabkan oleh gigitan nyamuk.

Tentunya sudah banyak artikel yang mengulas tentang Penyakit Demam Berdarah ini. Seperti biasa, tidak ada salahnya jika di Klinik Cendol kembali dibahas dan kita berbagi pengalaman.

Yuk Cendolers kita mulai….

Ini mengerikan Cendolers, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus yang disebabkan infeksi virus dengue di seluruh dunia. Demam berdarah atau biasa kita sebut DB adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit demam berdarah dapat ditemukan di daerah tropis dan subtropis, terutama di musim hujan yang lembab.

Sebenarnya terdapat empat jenis virus dengue yang berbeda, namun keempatnya mempunyai hubungan penyebab demam berdarah. Keempat virus tersebut adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Gejala demam berdarah baru muncul saat seseorang yang pernah terinfeksi salah satu dari empat jenis virus dengue, kemudian mengalami infeksi oleh jenis virus dengue yang berbeda. Saat itu sistem imun sudah terbentuk di dalam tubuh sesudah infeksi pertama yang mengakibatkan muncul gejala penyakit yang lebih parah saat terinfeksi untuk kedua kalinya.

Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor pembawanya, yaitu nyamuk Aedes aegypti betina adalah vektor yang paling banyak ditemukan dan Aedes albopictus. Nyamuk tersebut dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus. Resiko terjangkit penyakit demam berdarah dapat meningkat pada seseorang yang memiliki antibodi terhadap virus dengue dari infeksi pertama.

Manifestasi Klinik

Infeksi virus dengue dapat bermanifestasi meliputi demam biasa, demam berdarah (klasik), demam berdarah dengue (hemoragik), dan sindrom syok dengue.

Demam berdarah (klasik)

Demam berdarah pada umumnya akan menunjukkan gejala yang berbeda-beda tergantung dari usia pasien. Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah demam dan timbulnya ruam. Sedangkan pasien usia remaja dan dewasa adalah demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, mual dan muntah, serta timbulnya ruam pada kulit. Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan penurunan keping darah atau trombosit (trombositopenia) juga seringkali diamati pada pasien demam berdarah. Pada beberapa kasus, pasien juga menunjukkan pendarahan seperti mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing berdarah (haematuria), dan pendarahan berat saat menstruasi (menorrhagia).

Demam berdarah dengue (hemoragik)

Pasien yang menderita demam berdarah dengue (DBD) biasanya menunjukkan gejala seperti penderita demam berdarah klasik ditambah dengan empat gejala utama, yaitu demam tinggi, pendarahan hebat, yang seringkali diikuti oleh pembesaran hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan pembuluh darah, pembuluh limfa, pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya memar kebiruan, trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah merah juga sering ditemukan. Salah satu karakteristik untuk membedakan tingkat keparahan DBD sekaligus membedakannya dari demam berdarah klasik adalah adanya kebocoran plasma darah.

Fase kritis DBD adalah setelah 2-7 hari demam tinggi, mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis, terus berkeringat, sulit tidur, dan mengalami penurunan tekanan darah. Jika terapi dengan elektrolit dilakukan dengan cepat dan tepat, maka dapat sembuh dengan cepat setelah mengalami masa kritis. Jika tidak, DBD dapat mengakibatkan kematian.

Sindrom Syok Dengue

Sindrom syok adalah tingkat infeksi virus dengue yang terparah, pasien akan mengalami sebagian besar atau seluruh gejala yang terjadi pada penderita demam berdarah klasik dan demam berdarah dengue disertai dengan kebocoran cairan di luar pembuluh darah, pendarahan parah, dan syok (mengakibatkan tekanan darah sangat rendah), biasanya setelah 2-7 hari demam.

Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit di bagian perut adalah tanda-tanda awal yang umum sebelum terjadinya syok. Sindrom syok terjadi biasanya pada anak-anak (kadangkala terjadi pada orang dewasa) yang mengalami infeksi dengue untuk kedua kalinya. Apabila terjadi akan sangat fatal dan berakibat pada kematian, terutama pada anak-anak, bila tidak ditangani dengan tepat dan cepat.

Durasi syok itu sendiri sangat cepat. Pasien dapat meninggal pada kurun waktu 12-24 jam setelah syok terjadi atau dapat sembuh dengan cepat bila usaha terapi untuk mengembalikan cairan tubuh dilakukan dengan tepat. Dalam waktu 2-3 hari, pasien yang telah berhasil melewati masa syok akan sembuh, ditandai dengan tingkat pengeluaran urin yang sesuai dan kembalinya nafsu makan.

Diagnosis
  • Uji ELISA dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya interaksi antigen dan antibodi terhadap virus dengue.
  • Gejala penyakit demam berdarah dapat dilihat seperti demam tinggi dan timbulnya ruam. Namun, karena gejala penyakit demam berdarah kadangkala sulit dibedakan dengan penyakit malaria, leptospirosis, maupun demam tifoid maka biasanya pekerja medis atau dokter akan terlebih dahulu mengecek sejarah kesehatan dan perjalanan pasien untuk mencari informasi kemungkinan pasien tergigit nyamuk. Selain itu untuk mendapatkan ketepatan diagnosis yang lebih tinggi, dilakukan berbagai uji laboratorium

Pencegahan dan pengendalian nyamuk dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang tepat, yaitu:

  • Lingkungan
Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk. Caranya dengan menguras bak mandi atau penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu, mengganti atau menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali, menutup dengan rapat tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah, dan perbaikan desain rumah.

  • Biologis
Secara biologis, vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dikontrol dengan menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri.

  • Kimiawi
Pengasapan (fogging) dapat membunuh nyamuk dewasa, sedangkan pemberian bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air dapat membunuh jentik-jentik nyamuk. Selain itu dapat juga digunakan larvasida.

  • Selain itu oleh karena nyamuk Aedes aktif pada siang hari beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah menggunakan senyawa anti nyamuk yang mengandung DEET, pikaridin, atau minyak lemon eucalyptus, serta gunakan pakaian tertutup untuk melindungi tubuh dari gigitan nyamuk bila sedang beraktivitas di luar rumah. Dan, segeralah berobat bila muncul gejala-gejala penyakit demam berdarah sebelum berkembang menjadi semakin parah.

Pengobatan
Seperti kita ketahui penyakit demam berdarah belum ada vaksin atau obat antivirusnya. Tindakan paling efektif untuk menekan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengontrol dan menghindari keberadaan vektor nyamuk pembawa virus dengue.

Obat yang mengandung acetaminofen sangat disarankan bagi penderita demam berdarah untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam. Banyak orang yang sembuh dari penyakit ini dalam jangka waktu 2 minggu.

Tindakan pengobatan yang umum dilakukan pada pasien demam berdarah yang tidak terlalu parah adalah pemberian cairan tubuh (lewat minuman atau elektrolit) untuk mencegah dehidrasi akibat demam dan muntah, konsumsi obat yang mengandung acetaminofen (misalnya tilenol) untuk mengurangi nyeri dan menurunkan demam serta banyak istirahat.

Aspirin dan obat anti peradangan nonsteroidal seperti ibuprofen dan sodium naproxen justru dapat meningkatkan risiko pendarahan. Bagi pasien dengan demam berdarah yang lebih parah, baiknya menjalani rawat inap di rumah sakit, pemberian infus dan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh, serta transfusi darah akibat pendarahan yang terjadi. Seseorang yang terkena demam berdarah juga harus dicegah dari gigitan nyamuk, karena dikhawatirkan bisa menularkan virus dengue kepada orang lain yang sehat.

1 komentar:

Nidya Meidhyana mengatakan...

diambil dari *My Onlen School

Posting Komentar